Belakangan ini, concern perusahaan-perusahaan besar terhadap aspek etical ini telah berkembang lebih jauh ke semacam ”spritualisasi” manajemen. Perkembangan baru tersebut telah mendorong perusahaan–perusahaan besar untuk meningkatkan spiritualitas para pemimpin dan karyawannya. Hal ini terjadi bukan semata-mata karena munculnya kecenderungan baru di negara-negara maju pada spiritualitas, melainkan juga karena adanya kaitan yang amat erat antara spiritulitas dan keberhasilan bisnis.
Dr. Gay Hendricks dan Dr. Kate Ludeman dalam buku Corporate Mystic secara lugas menyatakan bahwa dalam era pasar global, akan ditemukan orang-orang suci, mistikus, atau sufi di perusahaan-perusahaan besar atau organisasi-organisasi modern, bukan di wihara, kuil, gereja atau masjid.
Kenyataannya, setelah tak kurang dari seribu jam wawancara dengan ratusan pengusaha dan eksekutif perusahaan-perusahaan sukses di AS, kedua penulis itu mendapati bahwa para pebisnis itu memiliki sifat-sifat yang biasanya dimiliki oleh para mistikus.
Mereka menjalani hidup dari suatu basis spiritual, dan terus memelihara hubungan mereka dengan sifat spiritual diri mereka, orang lain, dan dunia disekeliling mereka. Mereka terlibat dalam suatu bisnis dengan hati dan jiwa mereka sebagaimana dengan dompet mereka. Sejalan dengan itu, mereka berada dalam bisnis juga untuk mendukung hati dan jiwa orang-orang yang bekerja bersama mereka. Berikut ini adalah ciri-ciri para Mistikus Korporat, menurut Hendricks dan Ludeman :
1. Kejujuran Total
Rahasia pertama kesuksesan bisnis, menurut para Mistikus Korporat, adalah mengatakan hanya yang benar dan mengatakannya dengan konsistensi total. Bagi mereka, integritas bukanlah semata-mata gagasan yang mulia, ia adalah alat bagi kesuksesan personal dan korporat. Mereka juga amat jujur kepada diri mereka sendiri, betapapun kadang-kadang kebenaran tersebut menyakitkan.
2. Fairness
Para Mistikus Korporat melakukan apa yang mereka katakan dan tidak mengatakan apa tidak mereka lakukan. Diantara keunggulan para Mistikus Korporat adalah kemampuan mereka untuk bertanya, ”Apakah hal ini fair bagi semua pihak?” meskipun dalam situasi pressure yang amat besar.
3. Pengembangan tentang Diri Sendiri
Para Mistikus Korporat amat concern terhadap pentingnya belajar tentang diri mereka sendiri. Mereka mengenali bahwa pikiran, tubuh dan ruh adalah alat-alat yang dengannya kita melakukan tindakan. Oleh karenanya, mereka memberikan perhatian besar pada upaya menguji motif-motif sejarah (masa lampau), dan perasaan-perasaan mereka.
4. Fokus pada Kontribusi
Para pengusaha sukses sering digambarkan sebagai orang yang serakah. Sejatinya tidaklah demikian, mereka justru amat concern pada kesejahteraan dan empowerment orang lain. Kontribusi mereka terhadap orang lain selalu berada di latar depan niat-niat mereka.
5. Spiritualitas (Non-dogmatik)
Kesemua karakteristuik para Mistikus Korporat itu pada dasarnya adalah dasar-dasar spiritualitas universal. Lebih dekat dari itu, sebagai spiritualis, mereka memiliki kelebihan untuk melihat bahwa dibalik hal-hal yang partikular terdapat kesalinghubungan universal yang mengikat segala sesuatu.
6. Mencapai Lebih banyak hasil dengan Lebih Sedikit Upaya
Inilah salah satu kredo dan gaya bekerja para Mistikus Korporat. Mereka belajar untuk memusatkan perhatian pada masa sekarang. Hanya jika kita berada pada masa sekarang—bukannya terjebak dalam penyesalan terhadap pada masa lampau dan kekhawatiran tentang masa depan—waktu bisa ditaklukan. Ini karena memang hanya masa sekaranglah yang bisa dikelola.
7. Membangkitkan yang terbaik dalam Diri Mereka dan Orang lain
Segenap tradisi mistik berbicara tentang ruang yang jernih dipusat diri kita, apakah itu disebut jiwa, ruh atau esensi. Inilah yang mencerminkan inti dari diri kita. Para Mistikus Korporat mengetahui cara untuk saling memelihara fokus pada esensi diri mereka ini, dan juga pada diri orang lain, juga cara membangkitkannya.
8. Keterbukaan terhadap Perubahan
Para Mistikus Korporat memiliki kesenangan terhadap perubahan hingga ke tulang sumsum mereka. Mereka tahu bahwa segala sesuatu terus berubah. Dengan demikian, mereka mampu melepaskan kecenderungan untuk merasa benar karena sikap seperti ini sering menghalangi kita untuk bisa terus menerus beradaptasi terhadap perubahan. Sebaliknya para Mistikus Korporat terus belajar mengenai cara mengalir bersama perubahan dan bahkan berkembang di atas perubahan tersebut. Para nonmistikus biasanya mengalami mabuk laut di tengah perubahan karena mereka menipu diri dengan menganggap masih didaratan yang kering.
9. Cita-Rasa Humor yang Tinggi
Para Mistikus Korporat banyak tertawa. Mereka mudah melihat kekonyolan hidup hewan yang bernama manusia ini. Mereka pun cepat memasukkan diri mereka ke dalam humor-humor yang mereka buat karena mereka menyadari kesakralan dan terkadang absurditas hidup ini.
10. Visi Jauh ke Depan dan Fokus yang Cermat
Para Mistikus Korporat memiliki bakat untuk mengajak orang memiliki mimpi-mimpi besar. Mereka bisa berdiri pada masa depan dan menggambarkan peta terperinci tentang cara mencapainya.
11. Disiplin-Diri yang Ketat
Para Mistikus Korporat amat berdisiplin. Akan tetapi, disiplin mereka bersumber dari gairah. Pada umumnya, mereka tak bertumpu pada disiplin otoriter yang didorong oleh rasa takut. Mereka memotivasi diri mereka melalui sense of purpose yang jelas. Model disiplin seperti ini menjadikan mereka fleksibel dan mudah menyesuaikan diri.
12. Keseimbangan
Para Mistikus Korporat selalu mencari kesimbangan hidup mereka dalam sedikitnya empat bidang kehidupan : keintiman (perkawinan, keluarga dan persahabatan), pekerjaan, spiritualitas, dan masyarakat (termasuk kehidupan sosial dan politik).
Melihat 12 karakteristik para Mistikus Korporat ini, tak sulit bagi kita untuk melihat kesesuaiannya dengan : Pertama, ciri-ciri para mistikus yang sebenarnya. Selain kejujuran dan fairness, kita lihat para mistikus memang menekankan pada pentingnya pengetahuan diri. Mereka juga memiliki pemahaman bahkan terus menerus mengadili motif-motif diri sendiri. Para mistikus rela berkorban bagi kepentingan orang lain dan mengedepankan sifat nrimo secara aktif terhadap segala perubahan baik atau buruk.
Kedua, tuntutan akan sifat-sifat pemimpin, eksekutif, atau pengusaha sukses pada era informasi dan globalisai seperti sekarang ini. Sebagaimana diramalkan banyak ahli, masa depan lingkungan usaha memiliki beberapa sifat utama sebagai berikut : perubahan yang amat cepat, makin menipisnya batas-batas antar negara, makin penting dan menentukannya peran daya manusia, makin powerful-nya knowledge dan informasi, serta makin canggihnya teknologi. Untuk menghadapi tantangan seperti ini, dari setiap pemimpin, eksekutif, manajer, ataupun pengusaha wiraswasta dituntut untuk menanamkan gaya manajemen yang visioner, terbuka, dan mementingkan concern terhadap kesejahteraan sesama koleganya.
Kesemuanya ini hanya memperkuat kesimpulan yang bisa kita tarik : tidak perlu ada konflik antara cara berbisnis yang etis dengan kegiatan keduniawian kita ini. Dengan kata lain, kita bisa menjadi pengusaha, eksekutif, manajer, ataupun karyawan sebuah perusahaan bisnis yang sukses dan, pada saat bersamaan, kita bisa hidup sejahtera secara spiritual.
Tidak hanya bisa, kini tampaknya kita mesti mengatakan : harus! Hanya dengan demikian kita bisa mengembangkan hal yang belakangan ini disebut good corporate govovernance yang diharapkan tidak saja dapat mengatasi problem kronis dunia bisnis dan ekonomi kita secara keseluruhan, tapi juga mendorong kita untuk melangkah maju ditengah jalan menuju cita-cita untuk melahirkan manusa-manusia Indonesia yang seutuhnya.
Disadur dari dari buku ”The Corporate Mystic : A Guidebook for Visionaries with Their Feet on the Ground” karya Gay Hendricks dan Kate Ludeman, pakar dan konsultan berbagai perusahaan besar di AS.
(TTH) Tahun Tanpa Hutang
-
Setiap awal tahun, biasanya perusahaan menetapkan target dan program kerja
yang harus dilaksanakan untuk kemajuan perusahaan. Tolak ukur yang menjadi
kemaj...
12 years ago