Monday, December 7, 2009

Mendadak Ustadz

Suatu saat, saya menghadiri pertemuan rutin keluarga besar istri saya. Pertemuan rutin yang diselenggarakan bulanan itu biasanya diisi dengan arisan, siraman rohani dan siraman pisik berupa makan bersama. Jumlah keluarga yang datang biasanya berkisar antara 30 sampai 60 orang. Padahal kalau semuanya hadir bisa melebihi 200 orang.

Yang hadir dalam pertemuan tersebut terdiri dari beberapa generasi mulai dari yang tertua jajaran kakek dan nenek, kemudian anak-anaknya serta cucu dan cicit. Ada empat generasi dengan latar belakang yang berbeda-beda berkumpul dengan niat silaturahmi, saling berbagi pengalaman, cerita dan yang tak kalah pentingnya mengharapkan mendapat uang dari arisannya.

Memang acara seperti ini bersifat informal, namun tetap saja harus ada run down acara yang dibuat termasuk siapa diantara yang hadir yang menjadi MC dan siapa yang harus membawakan taushiah. Dan saat hari minggu lalu, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, saya tiba-tiba saja dibisikan oleh tuan rumah untuk memberikan taushiah. Walah, jauh panggang dari api seumur-umur baru kali ini saya didaulat menjadi seorang Ustadz. Ya, bagaimana lagi mau menolak ga enak, terpaksa bondo nekatnya keluar. Dengan diiringan permohonan maaf kalau ada kata-kata yang salah dari Ustadz tembak ini, mulailah satu persatu kata-kata yang berbau ceramah ini meluncur begitu saja dan mengalir. Tanpa terasa 10 menit sudah berlalu dan kayanya materinya sudah terlalu melenceng kesana kemari lebih baik diakhiri saja petualangan saya sebagai Ustadz saat itu.

Alhamdulillah, saya memetik hikmah dibalik kejadian itu adalah bahwa seorang Ustadz adalah sangat berat. Mengapa ?? Karena seorang Ustadz harus mengatakan kebenaran dan kebaikan. Kebenaran dan kebaikan sangat gampang diucapkan. Namun sangat berat untuk dilaksanakan. Makin banyak yang diucapkan semakin banyak juga kebenaran dan kebaikan yang harus diimplementasikan. Semakin banyak perbuatan kita yang tidak sejalan dengan ucapakan maka sungguh berat kiranya hisab kita di akherat. Naudzubillahhimin dzalik.

No comments: