Tuesday, December 29, 2009

di Balik Pergantian Tahun

Menjelang akhir tahun, pasti ada persiapan yang dilakukan oleh sebagian orang untuk menyambutnya. Apakah itu persiapan pesta tahun baru, event dalam rangka promosi, cuci gudang, diskon akhir tahun dan sebagainya. Yang menariknya, ada bisnis yang selalu muncul di moment pergantian tahun yaitu bisnis terompet.

Bisnis terompet memang hanya muncul dan meningkat volumenya pada saat menjelang pergantian tahun. Terompet dijadikan alat untuk mengekspresikan kegembiraan seseorang dalam menyambut tahun baru. Berbagai bentuk dan ukuran terompet yang biasanya dijajakan di pinggir-pinggir jalan. Berbahan dasar kertas, harga terompet yang dijual terbilang murah dari harga 5 ribu rupiah sampai dengan 50 ribu rupiah. Dengan harga yang seperti ini, tidak heran mulai dari anak-anak kecil sampai orang-orang dewasa tidak segan untuk membeli terompet dan meniupnya untuk memeriahkan acara baik di rumah, jalanan maupun di tempat-tempat wisata dan kafe.

Dengan ramainya orang membeli terompet, pertanyaan kita sebagai pelaku atau pengamat bisnis, berapa sih omzet dan keuntungan dibalik bisnis terompet ini. Berdasarkan informasi yang kami peroleh, rata-rata pedagang terompet di pinggir jalan setiap hari rata-rata bisa menjual 20 terompet dengan omzet sekitar 150 ribu rupiah. Dengan lama penjualan sekitar 10 hari-an maka omzet total sebesar 1,5 juta rupiah dengan keuntungan bersih rata-rata 50% dari omzet atau sebesar 750 ribu rupiah. Memang kalau dilihat sepintas keuntungan yang diperoleh belum menggiurkan namun kalau dilihat dari jumlah ratusan pedagang terompet yang ada di Kota Tasikmalaya akan menjadi potensi yang cukup lumayan baik bagi para pedagang maupun produsen terompet.

Tuesday, December 22, 2009

Mengenal Sedikit Bisnis Property (Bagian 2)

Pada dasarnya bisnis property yang ada sekarang ini terbagi menjadi tiga :
1. Bisnis Jual Beli Rumah/Ruko
2. Bisnis Kavling Siap Bangun
3. Bisnis Developer

Bisnis jual beli rumah/ruko
Bisnis ini bisa dilakukan siapa saja dengan dana yang terbatas sekalipun. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah dengan cara menggunakan bantuan jasa appraisal rumah kemudian mengajukan permohonan kredit di bank. Apabila nilai appraisal kita di bawah dari nilai appraisal bank, maka kredit pun diajukan dengan harapan ada uang lebih dari hasil pelunasan rumah yang bisa digunakan untuk modal usaha atau mencicil rumah sekian bulan ke depan. Rumah/ Ruko yang sudah dibeli, bisa dimanfaatkan untuk dikontrakan atau menjadi tempat usaha. Hasil dari uang kontrakan atau usaha tersebut kemudian digunakan untuk mencicil rumah dan seterusnya.

Apabila skema bisnis yang pertama ini dijalankan, maka terbuka lagi peluang untuk mendapatkan rumah baru. Caranya setelah sekian waktu, nilai rumah mulai meningkat maka segera jual rumah tersebut. Dengan adanya keuntungan dari nilai jual ini, maka kita bisa melakukan pembelian rumah/rukodengan nilai dan kuantitas yang lebih meningkat lagi.

Bisnis Kavling Siap Bangun (KSB)
Yang harus dilakukan dalam melakukan Bisnis Kavling Siap Bangun diantaranya meliputi :
- Survey Lokasi
- Pemilihan Lokasi
- Transaksi dgn pemilik hrs dgn notaris
- Pembuatan Site Plan
- Pengkaplingan 200 – 800 m2
- Pemasangan patok
- Transaksi dgn calon pembeli
- Pengurusan Sertifikat

Persyaratan Pemilihan Lokasi untuk KSB diantaranya :
- 3 L = lokasi – lokasi – lokasi
- Lokasi strategis, dekat kota, kampus , pasar, perkantoran dsb
- Ukuran 2000 – 5000 m2
- Bentuk siap kapling utk perumahan
- Harga relatif murah
- Tanah sudah sertifikat & tidak sengketa
- Jalan masuk ke lokasi minimal 5 meter
- Posisi rata atau di atas jalan
- Sekitarnya sudah ada rumah-rumah

Buat brosur utk menjual rumah
- Dijual
- Denah lokasi digambarkan secara jelas
- Denah kavling
- Keterangan
1. Sertifikat
2. Lokasi sangat strategis
3. Dekat kampus
4. Jalan lebar 5 m
5. Air , listrik
6. Ukuran kavlingHarga 750 rb / m2
7. Hubungi nomor telepon
Hindari :
1. Beli rumah / tanah dekat makam
2. Di bawah sutet
3. Di daerah Bencana, banjir, tanah labil
4. Sertifikat gagal di cek di notaris
5. Tanah bersengketa
6. Tanah tusuk sate

Bisnis Developer

Untuk bisnis ini akan kami jelaskan dalam edisi berikutnya. Tunggu saja.

Monday, December 14, 2009

Mengenal Sedikit Bisnis Property (Bagian 1)


Produk satu-satunya di dunia yang jarang turun harganya adalah tanah. Mengapa demikian ? Karena tanah diciptakan oleh Allah relatif tidak bertambah dan berkurang sesuai dengan ukuran luas bumi yang relatif sama dari sejak diciptakan. Dengan pertumbuhan manusia di muka bumi dari waktu ke waktu maka semakin banyak lahan atau tanah yang dibutuhkan untuk rumah, lahan pertanian, industri dan sebagainya. Oleh karena itu, tidaklah heran kenaikan harga tanah ini berlangsung terus bahkan terjadi kenaikan yang fantastis yang bisa ditimbulkan oleh kondisi perubahan lingkungan di sekitarnya misalnya adanya pembangunan komplek perkantoran, pemindahan pasar, pembuatan jalan raya dsb.

Lalu bagaimana agar tanah yang merupakan sumber daya terbatas ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan sumber penghasilan. Saya ceritakan kisah dari seorang penjual kangkung yang bernama Sukinah. Sukinah ini hidup sebatang kara, umur 40 tahunan dan belum pernah menikah. Dalam mempertahankan hidupnya, Sukinah berjualan kangkung dan sayuran lainnya di pasar dan ia tekuni hampir 10 tahun. Namun tahun ini, adalah tahun yang luar biasa bagi Sukinah karena tahun inilah ia bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Banyak orang termasuk sesama pedagang sayuran begitu takjub dengan Sukinah yang notabene hanyalah seorang pedagang kecil, bisa mengumpulkan uang dari hasil penjualan kangkungnya yang tidak seberapa untuk menunaikan ibadah haji.

Karena penasaran salah seorang pedagang bertanya “Mbak Sukinah, selamat ya bisa menunaikan haji. Semoga menjadi haji Mabrur. Ngomong-ngomong tolong dong ceritakan kiat-kiatnya Mbak Sukinah, bisa mengumpulkan uang dari hasil jual kangkung ini sehingga bisa menunaikan ibadah haji?” Mbak Sukinah pun menjawab ”Mas, saya berniat haji ini sudah lama 10 tahun yang lalu. Kebetulan waktu itu saya mendapat warisan sebidang tanah. Akhirnya saya tanami kangkung di tanah tersebut, dan saya jual kangkungnya ke pasar. Dengan cara itu saya bisa mendapatkan uang sedikit demi sedikit untuk ditabung. Memang tidak besar sih, cuma seribu rupiah sehari. Tapi karena sudah sepuluh tahun, tabunganku akhirnya bisa besar juga, sudah mencapai kira-kira 10 jutaan rupiah. Gitu Mas”. ”....lalu sisanya darimana Mbak, biaya haji kan bisa lebih dari 30 juta ?” tanya si pedagang penasaran. “Ya, saya kan jual kangkung ditambah tanahnya sekalian, gitu aja kok repot!!”.

He..he..he..itulah kisah kecil dari seorang pedagang kecil yang tahu benar memanfaatkan tanah untuk hidup dan merealisasikan cita-citanya. Tanah yang digarap untuk menanam kangkung, 10 tahun yang lalu hanya berharga 2 atau 3 jutaan rupiah. Sepuluh tahun yang lalu Ongkos Naik Haji (ONH) berkisar sekitar 9-10 jutaan. Mbak Sukinah tahu betul, kalaupun tanah itu dijual, ia belum bisa menunaikan ibadah haji. Dan strategi Mbak Sukinah dengan memanfaatkan tanah itu untuk menanam kangkung sangat tepat. Ada dua keuntungan yang diperolehnya, yaitu yang pertama, ia mendapatkan penghasilan dari penjualan kangkung dan yang kedua, ia juga mendapat keuntungan melalu kenaikan harga tanahnya. Kombinasi dari bisnis dan kenaikan harga tanah inilah melahirkan bisnis-bisnis property seperti yang semarak akhir-akhir ini.

Sunday, December 13, 2009

Duit dan Ilmu, dua sisi yang berbeda

Suatu saat bersama istri, saya sedang membantu (sambil belajar) membuat baso untuk dijual di gerai mie kami. Seperti biasanya, ada celotehan-celotehan ringan dari saya atau istri untuk mengusir kejenuhan. Istri pun nanya “Pah, kalau di kuliahan diajari buat baso seperti ini ga?”. Pertanyaan apa nyindir nih, pikirku. “Ya nggalah, kalau di kuliahan kan ilmu-ilmu manajemen, mana ada ilmu-ilmu praktis seperti ini. Yang kaya gini mah, ga perlu belajar S-1 atau S-2, cukup belajar ke mang-mang baso saja”. Istri lalu nimpalin lagi ”Pantesan ya pah, banyak sarjana-sarjana pengangguran, jelas aja ngga diajarin nyari duit atas usaha sendiri sihh” hehehe .. bener juga. Saya teringat saat kuliah di S-1 dan S-2 dulu, tidak ada yang mengajarkan bagaimana selepas dari kuliah, kita bisa mencari penghasilan sendiri. Walaupun ada kuliah mengenai Kewirausahaan, yang diajari adalah kiat-kiat usaha dari teori atau buku-buku karangan pengusaha, bukan dari pengalaman dosen itu sendiri, yang mungkin belum pernah sama sekali menggeluti dunia usaha.

Dari perbincangan yang sederhana ini, saya berpikir begitu besar sebenarnya efek dari pendidikan terhadap perekonomian negara kita. Selama ini, sekian puluh juta mahasiswa hanya diberikan ilmu atau wawasan untuk bekerja, bukan sebagai pengusaha dalam arti yang sesungguhnya. Ilmu kewirausahaan yang diajarkan hanya 2 SKS terlalu singkat untuk menjadikan seorang mahasiswa tergerak menjadi seorang pengusaha. Seharusnya, di setiap perguruan-perguruan tinggi diajarkan ilmu atau wawasan kewirausahaan yang lebih praktis seperti halnya yang diajarkan di Entreupreuneur University (EU) yang didirikan oleh Bapak Purdi E. Chandra.

Berapa banyak lulusan-lulusan EU dalam tempo yang tidak terlalu lama (kurang dari setahun) bisa menjadi pengusaha sukses dengan omzet miliaran rupiah per bulan dan menyerap tenaga kerja puluhan bahkan ratusan orang. Mengapa lembaga yang berwenang mengenai masalah ini, tidak segera bertindak nyata dan mengadopsi sistem EU. Secara sederhana, buatlah satu semester khusus materi-materi kewirausahaan yang diajarkan oleh para pengusaha tulen. Untuk prakteknya, buat 1 semester tambahan dengan bantuan dana dan pembimbing dari kampus dan para pengusaha. Kalaupun dari para mahasiswa tersebut ada yang langsung “nyebur” ke dunia usaha dan tidak kembali lagi ke bangku kuliah, saya kira mahasiswa tersebut malahan lulus dengan predikat cum laude sebagai mahasiswa berprestasi yang bertindak nyata terhadap negara ini.

Pah..pah…langsung saya tersadar ketika istri menepuk pundakku. “Ngelamunin apa pah….ngelamunin negara ya??? Hehehe…tau aja.

Seni dalam Mengundang (Bagian 2)

Berikut ini sedikit tips dalam mengundang :
1.Buat daftar nama yang akan diundang. Pastikan nama, gelar dan alamat tidak keliru.
2.Pilihlah media undangan yang tepat apakah melalui telepon, surat, email, sms atau bertemu langsung. Penggunaan jejaring sosial melalui internet seperti facebook sekarang ini banyak peminatnya dan lebih murah. Namun dengan media yang interaktif ini tentu saja mengandung bahaya apabila kita tidak membatasi diri untuk menjelaskan terlalu banyak dari materi yang akan disampaikan nanti.
3.Jangan bercerita banyak mengenai isi acara atau materi, cukup kata-kata kunci yang akan membuat penasaran yang diundang untuk datang. Misalkan kita mengundang dalam rangka presentasi bisnis baru yang menjanjikan, cukup lah dengan kalimat misalnya "Peluang Luar Biasa, hanya hari ini saja"
4.Pastikan komitmen yang akan diundang untuk datang ke acara. Tangkap sinyal keseriusan untuk datang melalui alasan atau respon yang diundang. Apabila terdapat alasan "akan cek jadwal dahulu" atau "kalau tdk ada kesibukan" atau " saya akan coba.." dapat diperkirakan tingkat kehadirannya maksimal 25%.
5.Berikan pujian yang tulus atas kebaikan atau keistimewaan yang diundang saat berinteraksi dengan mereka.

Memang banyak teori atau pengalaman cara mengundang yang efektif dari orang lain. Tetapi yang lebih baik adalah mencoba terus dengan keyakinan dan semangat pantang menyerah. Insya Allah, akhirnya akan berhasil juga.

Thursday, December 10, 2009

Seni Dalam Mengundang (Bagian 1)


Banyak kejadian yang saya alami, dalam pertemuan atau rapat yang melibatkan pihak luar (bukan internal organisasi) dihadiri oleh separuh bahkan hanya beberapa gelintir undangan. Padahal pertemuan atau rapat tersebut berskala cukup besar dengan biaya yang cukup besar juga. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pengundang dari perusahaan kecil tetapi juga perusahaan-perusahaan besar. Tidak hanya itu, walaupun jumlah yang datang cukup banyak tetapi rata-rata kedatangan para undangan itu tidak tepat waktu atau mulur bahkan sampai dengan 1 atau 2 jam.

Suatu saat, saya menghadiri Gathering Outlet bersama salah satu operator telekomunikasi di Indonesia. Di dalam undangan tertera acara akan dimulai pukul 10 pagi, dan saya pun bergegas agar tidak kesiangan karena pada saat itu saya ditunjuk untuk mewakili perusahaan dalam acara tersebut. Namun entah kenapa, sesampainya di lokasi acara, yang terlihat hanyalah dari jajaran panitia serta beberapa orang tamu undangan. Mau tidak mau saya menunggu dan menunggu, hingga acara dimulai 1,5 jam kemudian. Itupun jumlah undangan yang hadir hanya separuh dari tempat duduk yang tersedia .

Banyak kejadian yang sama terjadi terutama pada pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan untuk menjaring prospek seperti dalam MLM dsb. Apa letak kesalahannya sehingga pertemuan sepi dari peminat. Jawabannya adalah kesalahan dalam mengundang. Mengundang dianggap hal yang biasa dan secara subyektif hanya memperhatikan content dari undangan tetapi kurang jeli dalam melihat contex dengan yang diundang. Mengundang perlu teknik dan seni tertentu sehingga diharapkan tingkat keberhasilan undangan pun lebih tinggi.

Peringatan hari HAM sedunia, peringatan manusia sebagai insan


Setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia. Peringatan ini lahir sejak deklarasi HAM Sedunia pada tanggal 10 Desember 1948 dimana dengan deklarasi ini hak-hak asasi manusia harus dilindungi dari tindakan kesewenang-wenangan oleh pihak manapun. Perbudakan, penindasan oleh pemerintahan yang tiran, ras diskriminasi, pelecehan dsb menjadi perhatian dari para aktivitis HAM tidak hanya bersifat regional tetapi meluas menjadi suatu gerakan internasional.

Di Indonesia, banyak sekali torehan darah yang menghiasi sejarah HAM di Indonesia diantaranya kasus Munir, Kasus Tanjung Priok, Kasus Semanggi 1 dan Semanggi 2, Trisakti, Penculikan Aktivis Mahasiswa dsb. Sejarah juga mencatat bahwa penyelesaian hukum kasus-kasus tersebut seakan timbul tenggelam dan tak pernah selesai. Wajar saja, setiap ada peringata hari HAM sedunia, para demonstran dan aktivis HAM di Indonesia tetap mengutarakan tuntutan yang sama yaitu mengusut tuntas pelanggaran HAM dari kasus-kasus di atas. Banyaknya kasus inilah juga yang membuat lembaga Amnesty Internasional menempatkan Indonesia sebagai negara pelanggar HAM diantara 80 negara lainnya di Dunia.

Di balik pemahaman hak-hak asasi baik yang dianut oleh Barat ataupun Timur (Islam), terdapat benang merah yang sama diantara keduanya yaitu hak-hak asasi adalah menempatkan manusia sebagai al insan bukan sebagai mahluk hidup biasa. Manusia diberikan panca indera sebagaimana halnya binatang tetapi juga manusia diberikan akal dan hati yang tidak dimiliki mahluk lainnya. Manusa diberikan kewenangan dan keleluasaan oleh Tuhan untuk menjadi mahluk penguasa di muka bumi ini. Dengan kondisi inilah terkadang manusia menjadi over dozis, tamak dan serakah serta saling sikut diantara sesama manusia. Dengan potensi pada diri manusia seperti inilah, penegakan HAM menjadi sesuatu yang abadi selama manusia dan dunia masih berputar. Penegakan HAM adalah menegakkan jati diri manusia sebagai Insan yang lebih mulia daripada sekedar manusia.

Tuesday, December 8, 2009

Misteri dalam Bisnis Kuliner


Berbisnis kuliner merupakan bisnis yang memerlukan kejelian dalam menangkap selera masyarakat. Tidak semua teori marketing bisa diterapkan seperti halnya Teori Marketing Mix-nya Kotler yaitu 4 P yang terdiri dari Product, Price, Promote, dan Place. Teori lainnya 7P yaitu 4 P di atas dan tambahan 3 P lainnya yaitu Process, People dan Phisycal Evidence. Secara umum, dengan teori ini dapat diimplementasikan dengan baik oleh rata-rata perusahaan besar yang telah maju.

Namun bagaimana halnya yang terjadi pada bisnis kuliner. Dengan sumber daya yang sangat terbatas agak sulit untuk mengimplementasikan bauran pemasaran secara ideal. Bisnis kuliner yang sebagian besar digerakkan oleh bisnis keluarga yang bersifat bisnis pinggir jalan dan bisnis “bakat” (bakat kubutuh – dalam bahasa sunda) secara operasional terkadang dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan unsur pemasarannya. Dengan resiko yang memang tidak besar, para pelaku bisnis kuliner ini seakan tidak terlalu memusingkan rencana bisnisnya atau bisnis plan yang akan dijalankan. Mereka berharap dengan bergulirnya waktu produknya lambat laun akan semakin semakin laris.

Memang fenomena yang terjadi, banyak pengusaha kuliner yang berhasil bukan faktor 4 P di atas. Seperti salah satu contoh adalah penjual Tutug Oncom (T.O.) di Dadaha kota Tasikmalaya. Setiap hari tempat T.O. tersebut dipenuhi oleh pembeli dan sebelum jam 3 siang, tidak menerima lagi pembeli karena makanan yang ada Sold Out. Apa kelebihan T.O tersebut ? Kalau diperhatikan dari segi produk, nasi tutug oncom yang disajikan biasa saja. Dari segi tempat sangat terbatas, hanya tenda biasa, terdapat di pinggir sungai dan tidak terlalu strategis (tidak dilalui kendaraan umum). Dari segi harga juga tidak murah-murah amat. Apalagi promosi kelihatannya sama sekali nihil kecuali melalui mulut ke mulut ataupun pemberitaan dan ulasan seperti ini. Lalu dimana letak keberhasilan pemasarannya ?

Saya juga tidak tahu bagaimana asal usulnya sehingga penjual nasi T.O. di Dadaha Tasik ini menjadi terkenal. Apakah karena menjadi pionir penjualan nasi TO di Tasik sehingga terjadi akumulasi pelanggan dalam rentang waktu sekian lama. Ataukah karena keterbasan tempat dan produk sehingga memancing rasa penasaran. Saya tidak tahu persis penyebabnya, tapi yang pasti dalam dunia kuliner selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk menjaring pelanggan. Yang dibutuhkan adalah menangkap selera konsumen tersebut dan apalagi kalau kita mampu secara kreatif menuangkannya dalam produk atau layanan, mengapa tidak, kita juga bisa maju.

Hari Anti Korupsi Sedunia – Hari Introspeksi Diri


Tanggal 9 Desember 2009, diperingati sebagai Hari Anti Korupsi Sedunia. Sejak kapan tanggal ini ditetapkan sebagai hari anti korupsi. Apabila menengok ke belakang, tepatnya pada tanggal 9 Desember 2003 di kota Merida Meksiko, 133 negara sepakat menetapkan Hari Anti Korupsi Sedunia pada Konvensi Anti Korupsi PBB. Berdasarkan kesepakatan itulah, hingga kini masyarakat Dunia termasuk Indonesia memperingatinya dengan cara yang beragam. Dan hari ini, adalah moment Gerakan Anti Korupsi yang sangat potensial di Indonesia karena bertepatan dengan kasus Bank Century yang makin memanas. Tentu saja dengan moment seperti ini, akan mengundang berbagai pihak yang akan memanfaatkan Hari Anti Korupsi Sedunia ini untuk melakukan demo besar-besaran di berbagai penjuru kota di Tanah Air.

Kalau melihat dari fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia, saya melihat korupsi ini bagaikan kanker akut dalam tubuh yang sudah menyebar tidak hanya di kepala, jantung, atau hati tetapi sampai ke tangan dan kaki bahkan kuku sekalipun. Korupsi tidak hanya dilakukan oleh oknum-oknum di jajaran birokrasi, perusahaan negara, perusahaan swasta atau lembaga-lembaga penegak hukum tetapi sudah sampai ke aparatur pemerintah terkecil di tingkat Desa, RW atau RT atau bahkan bisa dilakukan para pedagang kecil yang mencurangi timbangan dsb.

Korupsi adalah tidak semata diukur dengan jumlah uang nominal yang dikorupsi tetapi juga oleh elemen-elemen lainnya yang bersifat kontra produktif seperti korupsi waktu, korupsi tanggungjawab dan korupsi yang bersifat non material lainnya. Banyak orang, mahasiswa atau pelajar yang demo berteriak anti korupsi di jalan-jalan tetapi banyak diantara mereka secara sadar atau tidak sadar melakukan korupsi dalam bentuk lainnya yang bersifat non material tersebut. Sesungguhnya pada saat kita berteriak kepada pemerintah atau pihak manapun dalam melawan Korupsi, pada saat yang bersamaan juga kita semestinya berteriak pada diri sendiri untuk melawan Setan Korupsi yang ada di diri kita. Mudah-mudahan masyarakat Indonesia semakin sadar bahwa melawan Korupsi pada dasarnya melawan kanker batiniah dalam diri kita sendiri. Mari kita berintrospeksi.

Berbagi oleh-oleh dari Luar Negeri


Salah satu yang menarik apabila kita atau teman kita baru pulang dari luar negeri selain oleh-olehnya adalah berbagi cerita atau pengalaman saat berkunjung ke negara tersebut. Banyak hal yang bisa diceritakan mulai dari jenis-jenis makanan, harga-harga, hotel, tempat-tempat wisata, orang-orang ataupun kejadian-kejadian menarik lainnya. Banyak hal-hal yang membuat kita takjub betapa hebatnya kehidupan di sana tetapi terkadang ada juga sedikit yang membuat kita takjub dengan negeri sendiri.

Entah mengapa, dari sekian pengalaman baik pribadi maupun orang lain yang pernah berkunjung ke Singapura, Malaysia, Australia, Amerika ataupun negara-negara Eropa, hampir rata-rata menggambarkan kehebatan negara-negara tersebut terutama dari budaya dan sikap masyarakat. Hal ini tercermin dari budaya antri, kebersihan, keteraturan dan disiplin yang tinggi. Memang miris melihat hal ini di Indonesia, negeri dengan anugerah yang sangat besar dari Tuhan berupa sumber daya alam yang melimpah, tidak disertai dengan perilaku individu dan masyarakat yang berbudaya tinggi.

Sebagai contoh adalah bagaimana masyarakat di Sydney Australia benar-benar memperhatikan lingkungannya. Pohon-pohon di sana benar-benar dijaga dan dirawat. Bahkan bentuk-bentuk rumah di sana, banyak yang tidak simetris atau persegi sempurna karena mengalah kepada pohon yang tumbuh besar di sekitarnya. Orang-orang lebih memilih menggeser atau merubah struktur bangunan daripada menebang pohon yang tumbuh besar di sana. Mereka peduli karena sudah menjadi budaya, bukan karena berbagai aturan yang melarangnya. Berbeda sekali mungkin pada sebagian besar masyarakat Indonesia yang tentunya lebih memilih menebang pohon daripada menggeser atau merubah struktur bangunannya. Alih-alih mengalah bahkan mungkin merasa beruntung bisa mendapatkan kayu gratis dari pohon yang ditebang.

Berbeda lagi pengalaman saya di Singapura, negara tetangga terdekat kita, yang mempunyai tata kelola negara teratur dan terbaik di dunia. Saat saya mengelilingi kota dengan kendaraan, terlihat semua jalan beraspal sangat mulus. Bahkan di jalan-jalan kecil sekalipun jalanan terlihat mulus tanpa ada genangan air walaupun hujan pada saat itu. Setelah saya tanyakan kepada supir bis yang membawa saya, bahwa pemeliharaan jalan di Singapura sangat diperhatikan. Pemerintah melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara berkala, bahkan terhadap jalan-jalan yang masih baik tetapi diperkirakan akan rusak dalam 1 sd 3 bulan ke depan. Dengan wilayah sebesar DKI Jakarta, mungkin pemerintah Singapura tidak seberat pemerintah Indonesia dalam memperhatikan infrastruktur seperti ini. Tetapi apapun alasannya, seharusnya kita mencoba dengan cara yang sederhana sekalipun melakukan hal-hal seperti tidak mengotori jalanan dengan bebatuan atau pasir dengan cara menutup secara rapi bak truk-truk pengangkut pasir atau tanah, membatasi pekerjaan proyek galian atau proyek bangunan di pinggir jalan dengan pembatas yang tinggi sehingga tidak ada lagi material proyek yang mengotori jalan, menutup tumpukan tanah atau pasir dengan plastik atau terpal sehingga jalan tetap bersih tidak berdebu. Masih banyak contoh yang ditiru dari negeri singa ini, kenapa tidak kita mulai mencobanya dari sekarang !!

Monday, December 7, 2009

Latah dalam Bisnis

Latah dalam kamus bahasa Indonesia berarti gerakan atau ucapan seseorang yang dipicu oleh lingkungannya secara seketika. Latah merupakan tingkah laku yang sering menghinggapi para artis sekarang ini. Walaupun terlihat konyol dan memalukan, namun para artis sengaja mempertontonkan kelatahannya dengan versi masing-masing. Yang paling terkenal adalah bagaimana latahnya Mpo Ati yang sering dipermainkan oleh para Host di Televisi.

Ternyata latah juga menghinggapi kalangan bisnis sekarang ini. Tengoklah di kota manapun sekarang ini bermunculan waralaba-waralaba apakah itu produk makanan, titipan kilat, jasa laundry dll. Semuanya seolah tidak menghiraukan seberapa besar pangsa pasar yang tersedia, seberapa besar profit yang akan diperoleh dan bagaimana cara untuk menjadi pemenang dalam pasar dan segmentasi konsumen yang sama.

Persis yang saya alami saat ini. Di kota Tasikmalaya, yang mulai ramai dengan berbagai produk makanan ini, saya mencoba terjun ke dalam produk kuliner yaitu bakmi jawa. Dengan berbekal franchise yang didapatkan dari seorang mentor saya di entrepreuneur university, saya dirikan bakmi jawa di kota Tasikmalaya. Alhamdulillah, respon pasar cukup baik ditandai dengan peningkatan penjualan dari hari ke hari.

Usaha yang dijalankan dengan modal pas pasan, berdua dengan istri mencoba memasarkan produk khas jawa ini kepada masyarakat Tasik yang notabene sebagian besar Sunda. Tentu saja ada sedikit inovasi produk dari aslinya, dimana kami membuat menu khusus yang dirancang agar lebih familiar dengan lidah orang Sunda. Dan ternyata hal ini cukup berhasil dan menunjukan trend yang positip.

Namun kondisi ini hanya seumur jagung, sebulan kemudian munculah pesaing baru kami yaitu Bakmi Yogya cabang dari Bandung. Spanduk promosi dari pesaing muncul dimana-mana sehingga sempat membuat kami khawatir. Apalagi tempat para pesaing lebih strategis dan cukup representatif. Satu dua minggu pertama kemunculan pesaing, berdampak langsung terhadap penjualan kami. Omzet langsung turun 50% dan kami terus melakukan evaluasi dan langkah-langkah antisipatif.

Satu persatu langkah-langkah antisipatif kami jalankan dan Alhamdulillah pasar kembali merespon walaupun tidak setinggi saat awal bisnis kami. Franchisor sekaligus mentor pun tetap memberikan semangat dan menasehati kami untuk tetap menjaga kualitas produk kami. Cara sederhana untuk menilai kualitas adalah dengan melihat apakah makanan yang kami sajikan ludes habis atau banyak yang tersisa. Kalau makanan sebagian besar atau seluruhnya ludes berarti tidak ada masalah dan kami fokus kepada bagaimana meningkatkan pemasaran.

Mungkin hikmah dari fenomena latah ini, bagi kami adalah bahwa sekali terjun ke dalam bisnis apapun jangan pernah lengah sekalipun, waspadai pesaing, tingkatkan kekuatan dan kurangi kelemahan. Satu lagi manfaat dari begitu banyaknya pesaing adalah pangsa pasar makin besar dan makin banyak. Tinggal kita jeli memanfaatkannya.

Fenomena Es Puter

Suatu saat di kota Bandung, saya diajak oleh adik saya ke rumah temannya di kawasan jalan Karapitan suatu jalan yang terkenal dengan Baso Malang Karapitan dan berbagai toko Babe atau Barang Bekas. Saya diajak menelusuri gang, dan sempat tanya sana sini untuk mencari alamatnya.

Akhirnya saya menemukan alamat yang dicari, suatu rumah yang tidak terlalu besar dengan bentuk yang sederhana. Namun setelah masuk ke dalamnya, ternyata bangunan rumah tersebut lumayan panjang sekitar 20 meteran dan kita bisa masuk dari dua arah yaitu dari depan yang menghadap gang kecil dan di belakang menghadap jalan kecil yang bisa dilalui mobil. Satu lagi yang menarik adalah di sekeliling rumah tersebut nampak beberapa gerobak dorong. Ternyata empunya rumah adalah pemilik bisnis Es Puter.

Menurut cerita pemilik, bisnis es puter ini sudah cukup lama dan dijalankan oleh keluarga. Dan memang terlihat di sekeliling rumah tersebut terdapat rumah-rumah lain yang menjalankan bisnis yang sama. Jumlah pedagang es puter keliling yang dikelolanya sudah mencapai 150-an orang. Apabila kita hitung rata-rata omzet harian dengan asumsi per gerobak sebesar 100 rb-an maka total setiap hari bisa mencapai omzet sekitar 15 jutaan atau 450 juta per bulan. Sungguh angka rupiah yang diluar dugaan apabila kita melihat produk, kondisi tempat dan alat produksinya.

Saya pun penasaran untuk mencoba es puter yang berbahan baku dasar kelapa ini, yang sekilas mirip es krim keluaran produk-produk terkenal ini. Dahsyat memang, rasanya hampir mirip. Dengan berbagai cita rasa seperti strawberry, coklat dll es puter buatan jalan Karapitan ini tidak kalah kelas, apalagi harganya jauh lebih murah. Jadi apapun produknya kalau kualitasnya baik dan tetap terjaga serta dipasarkan dengan tepat, akan menghasilkan keuntungan yang dahsyat, sedahsyat lezatnya es krim puter karapitan ini.

Mendadak Ustadz

Suatu saat, saya menghadiri pertemuan rutin keluarga besar istri saya. Pertemuan rutin yang diselenggarakan bulanan itu biasanya diisi dengan arisan, siraman rohani dan siraman pisik berupa makan bersama. Jumlah keluarga yang datang biasanya berkisar antara 30 sampai 60 orang. Padahal kalau semuanya hadir bisa melebihi 200 orang.

Yang hadir dalam pertemuan tersebut terdiri dari beberapa generasi mulai dari yang tertua jajaran kakek dan nenek, kemudian anak-anaknya serta cucu dan cicit. Ada empat generasi dengan latar belakang yang berbeda-beda berkumpul dengan niat silaturahmi, saling berbagi pengalaman, cerita dan yang tak kalah pentingnya mengharapkan mendapat uang dari arisannya.

Memang acara seperti ini bersifat informal, namun tetap saja harus ada run down acara yang dibuat termasuk siapa diantara yang hadir yang menjadi MC dan siapa yang harus membawakan taushiah. Dan saat hari minggu lalu, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, saya tiba-tiba saja dibisikan oleh tuan rumah untuk memberikan taushiah. Walah, jauh panggang dari api seumur-umur baru kali ini saya didaulat menjadi seorang Ustadz. Ya, bagaimana lagi mau menolak ga enak, terpaksa bondo nekatnya keluar. Dengan diiringan permohonan maaf kalau ada kata-kata yang salah dari Ustadz tembak ini, mulailah satu persatu kata-kata yang berbau ceramah ini meluncur begitu saja dan mengalir. Tanpa terasa 10 menit sudah berlalu dan kayanya materinya sudah terlalu melenceng kesana kemari lebih baik diakhiri saja petualangan saya sebagai Ustadz saat itu.

Alhamdulillah, saya memetik hikmah dibalik kejadian itu adalah bahwa seorang Ustadz adalah sangat berat. Mengapa ?? Karena seorang Ustadz harus mengatakan kebenaran dan kebaikan. Kebenaran dan kebaikan sangat gampang diucapkan. Namun sangat berat untuk dilaksanakan. Makin banyak yang diucapkan semakin banyak juga kebenaran dan kebaikan yang harus diimplementasikan. Semakin banyak perbuatan kita yang tidak sejalan dengan ucapakan maka sungguh berat kiranya hisab kita di akherat. Naudzubillahhimin dzalik.

Membangkitkan Sang Pionir

Di era tahun 80 an sampai dengan 90 an, departmen store yang marak dan menjadi cikal bakal supermarket di Indonesia adalah Matahari Departmen Store. Masih teringat dalam benak saya, bagaimana Matahari muncul dengan cepatnya hampir di setiap kota dan hampir setiap hari ada pembukaan cabang baru. Matahari menjelma menjadi brand supermarket yang paling terkenal dan mampu menjaring konsumen yang paling banyak.

Matahari juga mempelopori program customer loyalty berupa kartu pelanggan matahari atau Matahari Member Card. Dengan kartu ini, para pelanggan Matahari mendapatkan diskon dari setiap transaksi dan bagi yang beruntung mendapatkan hadiah dari undian yang dilakukan secara periodik. Dengan cara ini, konsumen dan pelanggan Matahari Dept. Store makin meningkat seiring dengan jumlah merchant dan produk-produk bermerkyang semakin banyak.

Namun masa-masa keemasan Matahari mulai meredup seiring bermunculan Mall-mall yang besar yang menawarkan kelengkapan dan fasilitas yang lebih banyak lebih mewah dan lebih nyaman bagi para konsumen terutama kelas menengah atas. Apalagi setelah masuknya, hyper mart, carefoure, giant dan mart-mart lainnya yang menyasar para konsumen dengan harga grosir. Semuanya berebut segmen pasar yang hampir sama sehingga lambat laun Matahari mulai kehilangan pasar.

Matahari mencoba melawan persaingan ini dengan membagi jenis storenya ke 3 segmen yaitu kelas menengah atas, menengah bawah, dan bawah. Kelas menengah atas dicoba disasar dengan Galeria Matahari, kelas menengah bawah dengan Matahari (tanpa embel-embel) dan kelas bawah dengan Griya Matahari. Pembagian tiga jenis store pada awalnya cukup efektif meningkatkan pasar, karena merupakan salah satu gebrakan yang inovatif dari Matahari Dept Store yang diterima oleh masyarakat.

Tetapi lagi-lagi, langkah inovatif ini mendapat tantangan yang lebih serius dengan munculnya store-store kecil diantaranya Indomart, Alfamart, Yomart dll. Dengan pola waralaba (franchise) yang ditawarkan store jenis ini, maka dalam waktu singkat di tahun 90 sampai dengan 2000-an, seperti jamur di musim hujan, dimana-mana bermunculan store-store jenis ini. Dengan memposisikan lokasi yang dekat dengan perumahan dan harga yang bersaing, store jenis ini mampu menjaring konsumen dengan transaksi harian yang cukup banyak hingga membuat retail-retail besar seperti Matahari Dept Store, Giant dan Hypermart lainnya mulai kehilangan para pelanggannya.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk membangkitkan Matahari Departmen Store sebagai pionir Super Market di Indonesia. Berikut ini beberapa alternatif yang coba disodorkan diantaranya :

- Munculkan Brand Matahari sebagai store yang berbeda dengan para pesaingnya dengan menciptakan tagline dan spirit baru tidak hanya bagi para konsumen tetapi juga para karyawan dan mitranya. Apabila perlu mengganti logonya yang tidak pernah berubah sejak kemunculan Matahari di Indonesia.
- Permudah entry konsumen baru, dengan cara menawarkan produk-produk yang sedang dicari masyarakat saat ini dengan kualitas yang bagus dan harga bersaing. Apabila perlu menawarkan Delivery Service yang belum pernah dilakukan oleh store manapun saat ini.
- Perbanyak event-event yang akan mengundang pengunjung dengan cara mempermudah bahkan kalau bisa memberikan gratis dan insentif bagi para penyelenggara event (EO) yang berhasil menggaet masa yang lebih banyak di Matahari Dept Store.
- Buat terobosan baru dalam layanan seperti halnya Delivery service, service/ buka 24 jam untuk transaksi super market untuk kebutuhan sehari-hari, Layanan cuci mobil gratis di tempat parkir yang disediakan khusus bagi pemilik member card Matahari, belanja berhadiah langsung dan sebagainya.
- Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar dengan menawarkan diskon khusus belanja di Matahari yang bisa dibundling dengan pembelian produk perusahaan besar tersebut. Misalkan setiap pembelian kelipatan 100 rb do Matahari Dept Store mendapatkan voucher pulsa Telkomsel sebesar 5000. Atau setiap pembelian mobil di Astra mendapatkan voucher belanja sebesar 200 rb atau Diskon sebesar 20% belanja di Matahari Dept Store.
- Perbanyak social marketing diantaranya pengobatan gratis, khitanan massal dan pemberian sabun gratis kerjasama dengan produsen untuk masyarakat yang kurang mampu dsb.

Mudah-mudahan dengan tulisan ini dapat ditarik manfaatnya baik untuk para pemerhati bisnis maupun bagi para stakeholder Matahari yang ingin mengembalikan kejayaan “sang pionir” di Indonesia.

Bersyukur setiap saat

Mengapa manusia dilanda kegelisahan di saat-saat tertentu? Mengapa manusia sering dilanda putus asa menghadapi masalah yang tak kunjung selesai? Mengapa banyak manusia yang bunuh diri padahal manusia terlahir ke dunia diikuti dengan isak tangis kebahagiaan, dan perjuangan untuk terus hidup sampai akhir hayat.

Semua kegelisahan, semua keputusasaan dan perbuatan aniaya bermuara kepada masalah hati dan pikiran. Kalau kita hubungkan dengan agama yang kita anut, sudah jelas bahwa apapun yang terjadi terhadap kita sebagai manusia adalah suatu takdir ilahi yang harus kita terima sebagai bagian dari hidup dan kehidupan itu sendiri. Ibaratnya berani hidup harus berani menanggung resiko hidup. Harus bisa menerima kesenangan tetapi dalam saat yang sama juga harus siap menerima kesedihan dan penderitaan.

Susah senang, bahagia penderitaan adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Bagi orang yang beriman, tidak ada bedanya antara kesenangan dan penderitaan. Semuanya adalah ujian yang diberikan Allah SWT untuk menentukan bagaimana kadar keimanan masing-masing yang kelak nanti akan dihisab dan diberi ganjaran berupa surga untuk yang lulus dan neraka bagi yang tidak lulus. Namun sebagian besar manusia bahkan yang beragama sekalipun banyak yang gagal dalam menjalani ujian ini. Faktor utamanya adalah sifat hedonis yang melekat pada diri manusia. Apalagi dalam kondisi dunia saat ini yang semakin modern dalam kacamata materialisme. Semua kesenangan dan kebahagiaan ditakar dengan materi, seberapa banyak uang yang tersimpan, seberapa banyak bisnis yang digeluti, seberapa banyak property yang dimiliki dan simbol-simbol keduniaan lainnya yang membuat manusia semakin terpacu untuk mengejarnya.

Sifat hedonisme yang makin meningkat tidak terimbangi oleh peningkatan nilai spiritual dalam individu seorang manusia akan memunculkan gejala-gejala psikis yang rawan terjadinya stres. Apalagi dalam kondisi ini, nilai-nlai spiritual sering dikecohkan oleh aktivitas-aktivitas bisnis yang menggunakan spiritual sebagai kedoknya. Akhirnya esensi spiritualitas yang didasari oleh Agama tidak mengena dalam hati dan pikiran. Agama yang dijadikan simbol tingkat spiritual seseorang hanya menjadi simbol, keilmuan dan ritualitas belaka. Padahal Agama diciptakan Tuhan untuk dijadikan Way of Life agar manusia bisa selamat di kehidupan dunia dan akherat.

Sudah jelas, ingin hidup selamat Dunia Akherat pakailah Agama. Bersyukurlah setiap saat dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun. Berpikirlah hidup jauh ke depan melewati dimensi waktu (dunia) sehingga hal-hal kecil yang mengganggu perjalanan kita ini akan terasa ringan. Hidup adalah anugerah yang diberikan khusus oleh Tuhan untuk hambanya yang sanggup memikulnya. Jadikan hidup ini lebih berarti lebih manfaat dan lebih bernilai dalam pandangan Allah SWT.

Sunday, December 6, 2009

Fenomena Café vs Warung Bakmi

Kota Bandung, orang mengenalnya sebagai kota dengan seribu factory outlet dan seribu tempat makan karena begitu banyaknya tempat makan dan outlet pakaian di kota ini. Entah darimana asal muasalnya, kota Bandung ini menjadi kota mode dan kota dimana kreativitas dan inovasi menjadi bisnis yang menarik dan potensial. Salah satu contohnya bagaimana Cihampelas menjadi landscape bisnis toko pakaian yang menyuguhkan kreativitas terutama dalam menampilkan tampak muka toko dengan berbagai ornamen seperti tokoh-tokoh komik dsb.

Kemudian hal yang menarik lainnya, berjamurnya tempat-tempat makan mulai dari yang tradisional sampai yang modern seperti café. Disinilah ajang kejelian para pebisnis dalam menentukan produk, segmen yang disasar, cara penyajian dan kreativitas dalam melakukan pemasaran. Rumah makan atau Resto tradisional seperti Rumah Makan Sunda, Rumah Makan Padang, Ayam Goreng Taliwang, Gudeg Yogya, Bakmi Yogya dsb masih terlihat minim dalam kreativitas atau inovasi. Mereka cenderung menitik beratkan kepada produk dan tempat yang nyaman. Memang hal ini tidak terlepas dari segmen pasar yang mereka bidik yaitu kalangan keluarga yang mapan yang cenderung tidak terlalu tertarik kepada hal-hal lain kecuali makan dan kebersamaan itu sendiri.

Berbeda halnya dengan Café. Ada sesuatu yang lain yang ditawarkan daripada sekedar makan dan tempat kumpul. Kreatifitas yang mudah dilakukan adalah bagaimana membuat brand yaitu nama café yang seunik mungkin sehingga akan lebih mudah dikenal oleh konsumen. Tengoklah café-café di kota Bandung, dengan namanya saja membuat konsumen penasaran. Belum lagi ditambah tempat, cara penyajian makanan dan performance para pelayannya. Tentu saja hal ini tidak cukup, kelengkapan café modern juga harus ada seperti fasilitas Hotspot untuk internet.

Dari dua macam rumah makan tersebut yaitu tradisional dan modern itu, manakah yang lebih menjanjikan?? Coba tengok ke jalan Bengawan disana dengan mudah ditemui berbagai resto tradisional dan modern. Ada bakmi Yogya yang setiap harinya dipadati pengunjung dan harus antri. Di seberangnya terdapat Café Modern dengan fasilitas hot spot gratis yang juga menyediakan makanan ringan dan berat yang ternyata sangat sepi pengunjung. Padahal kualitas dari tempat, pelayanan, kenyamanan dan hiburan, café lebih unggul. Dan saya pun mencoba produk cafe tersebut, ternyata mempunyai produk yang tidak kalah istimewanya dengan bakmi Yogya. Jadi apanya yang salah…? Dari fenomena inilah, saya kira bisnis makanan, tidak sekedar bisnis biasa dimana dapat dijalankan hanya dengan konsep marketing 4 P atau 7 P saja tetapi harus lebih kreatif lagi terutama dalam membaca selera konsumen.

Wisuda, ajang perusahaan berpromosi

Suatu saat, saya sama istri berkunjung ke Bandung dalam rangka menghadiri wisuda adik saya di salah satu perguruan tinggi di kota Kembang. Hal yang biasa terjadi dalam suatu wisuda adalah keramaian, kemacetan dan maraknya bisnis photo instan. Padahal kita tahu dalam era kamera digital sekarang ini, orang tidak perlu lagi repot untuk menyewa tukang photo secara khusus, cukup beli kamera digital yang relatif terjangkau, tinggal cari obyek, cari suasana yang nyaman atau cari latar belakang yang bagus, langsung jepret. Namun tukang photo pun tak kalah akal, dengan berbagai latar belakang “wall paper” yang cukup menarik, proses pencetakan yang cukup cepat dan harga yang cukup murah, transaksi photo ini tetap saja banyak menarik konsumen.

Tidak disitu saja, sekarang ini wisuda merupakan kesempatan perusahaan besar sekalipun untuk melakukan promosi ataupun penjualan. Dalam kesempatan ini, salah satu operator seluler yang baru muncul melakukan kegiatan pemasaran dengan cara membuka counter di area kampus. Tidak cukup satu tetapi beberapa counter, termasuk menyediakan panggung hiburan secara khusus yang dibranding produk. Yang paling menarik adalah bahwa setiap wisudawan/wati yang jumlahnya lebih dari 1000 orang ini mendapatkan handphone yang telah dibundling dengan kartu seluler dengan harga yang sangat murah yaitu cuma 100 rb rupiah. Terlepas dari biaya subsidi untuk handphone tersebut, saya kira kejelian Perusahaan seluler dalam menangkap moment Wisuda ini perlu diacungi jempol. Acara wisuda yang sering diplesetkan ”wis sudah” ternyata punya potensi lain yang luar biasa.

Acara wisuda yang terasa sangat panjang karena hanya diisi oleh berbagai sambutan dan seremonial sarjana, membuat badan terasa agak lelah. Apalagi diantara bejibun orang yang menghadiri acara tersebut, begitu banyak orang dengan berbagai latar belakang, usia dan ekonomi sehingga kampus yang megah tersebut terlihat sebagai pasar pagi dengan berbagai aromanya. Untungnya selepas dari kepenatan acara, saya bergegas menuju salah satu hypermart terdekat yang cukup nyaman dan saya bisa relaksasi untuk menyegarkan lagi badan dan pikiran.

Wednesday, July 22, 2009

Marketing Jalanan

Begitu bejibun refensi mengenai Marketing mulai dari Philip Kotler, Mc Carty, Hermawan Kertajaya, dll. Namun dari sejumlah referensi yang saya baca, ada buku yang menarik untuk dibaca karena sifatnya yang praktis dan mudah diimplementasikan yaitu Marketing is Bullshit karya Ippho Santosa.

Dalam buku tersebut dijelaskan trik-trik dalam melakukan promosi seperti :
  • Karangan Bunga untuk Launching
  • Lemming Effect untuk memberi kesan padat pengunjung
  • Cara menggaet klien-klien besar
  • SMS atau Telepon Request di Radio
  • Pemanfaatan Counter Informasi
  • Rahasia Bisikan Pelanggan
  • Rahasia Titip Nama dan Nomor
  • Collective Branding untuk meningkatkan promosi dan networking
  • Pemanfaatan Foto Tokoh

Inti dari buku ini adalah menggali kreativitas dari otak kanan kita, jangan sampai terbelenggu oleh teori-teori marketing yang sudah ada. Cari jalan keluar dari kesulitan, hadapi tantangan, temukan peluang dan raih kemenangan. Dan akhirnya jadikan suatu terobosan menjadi profit bagi perusahaan Anda.

Melatih Otak Kanan

Potensi Otak Kanan sering kita abaikan. Kebiasaan dan pendidikan kita menyebabkan perkembangan orang Indonesia lebih cenderung mengutamakan otak kiri daripada otak kanan. Contoh yang paling mudah adalah bagaimana sistem pendidikan kita yang lebih berorientasi kepada pola-pola pengajaran hitungan dan hapalan. Serta kebiasaan kita yang cenderung mengutamakan aktifnya tangan kanan kita daripada tangan kiri. Padahal kita tahu bahwa aktivitas otak kanan kita berhubungan dengan indera sebelah kiri kita.
Untuk melatih otak kanan kita, menurut Ippho Santosa ada kiat-kiat sederhana yang bisa dipraktekkan sehari-hari yaitu sebagai berikut : (Sorry penulisannya agak ribet biar aktif otak kanannya... he3x)

TIP-TIP KHUSUS

MELATIH OTAK KANAN

l 3IGHT g4ME

After breakfast 2 minutes every day

l tHUMB G4Me

After Lunch 2 minutes every day

l PaTTeRN g4mE

Two Minutes Every day 14 days

l SpEcIFIC cRawL

Ten minutes every day min 14 days

l sPEcIFIc pOStUring

Ten minutes every day min 14 days

l sPEcIFIc r3L4xIng

special to children

l RotaTEd re4DING

2 minutes every day

l L3FT H4nd3d For3 Play

l L3FT H4ndL3d hAndling

l L3FT hAnd3D 8RusHin6

Use left hand at morning, right hand for evening

l L3Ft h4nD3d wRITin6

min 10 x per day 14 days

l L3Ft h4Nd3d 5i6nin6

min 10 x per day 14 days

Tuesday, July 21, 2009

Memupuk keberanian melawan kemalasan

Setiap manusia ingin mencapai 2 hal dalam kehidupannya yaitu kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses biasanya diukur dari karir yang dicapai seseorang, materi atau kekayaan yang dimiliki, prestasi dsb. Sedangkan kebahagiaan lebih sulit diukur karena sifatnya yang non materialistik. Ada orang yang sudah sukses dalam karir dan materi yang berlimpah tetapi merasa kurang bahagia karena tidak menemukan pasangan hidup yang cocok atau anak-anak yang sehat dan sholeh. Ada yang kurang sukses dalam hal materi dan karir tetapi ia bahagia bersama istri dan anak-anaknya yang sholeh.
Lalu bagaimana agar kedua hal yaitu sukses dan bahagia berjalan beriringan. Semuanya ternyata bergantung dari niat, pikiran dan amalan kita. Dua hal yang sudah saya alami menimbulkan efek dahsyat adalah bagaimana kita memupuk keberanian dan melawan kemalasan.

Monday, July 13, 2009

Berani bertindak, peluang pun dapat

Apabila Anda seorang karyawan yang ingin meningkatkan kesejahteraan maka ada 2 langkah yang bisa ditempuh yaitu :
1. Bekerja sungguh-sungguh, jujur, bertanggungjawab, hormat pada atasan, disiplin, bekerja melebihi waktu kerja tanpa menuntut imbalan dsb.
Cara yang pertama ini memang secara teori akan meningkatkan nilai jual Anda di Perusahaan dan mendapat peluang Anda untuk dipromosikan atau dinaikkan gaji. Namun dalam kenyataannya, banyak faktor yang bisa jadi menggagalkan usaha Anda. Hal ini tidak lepas dari bagaimana kondisi perusahaan dalam mengatur pola Karir karyawan, faktor "Like or Dislike" Atasan atau Pimpinan Anda, kelangsungan Bisnis Perusahaan, "politik kantor" dsb. Apabila Anda Beruntung, maka Anda kemungkinan mendapatkan promosi
2. Mulai melangkah sebagai pengusaha
Cara yang kedua ini makin banyak diminati, apalagi setelah menjamurnya kursus-kursus atau sekolah entrepreneur di Indonesia. Memang cara ini memerlukan "extra effort" di awal. Kalau Anda berada dalam kondisi seperti di bawah ini :
  • Posisi di Perusahaan Aman, dimana bila Anda posisi Manager lebih memungkinkan
  • Izin dari dari Atasan atau Pimpinan, apabila dilarang sebaiknya jangan dulu memutuskan bisnis sambilan
  • Dukungan lingkungan keluarga, terlebih pasangan hidup
  • Perhitungan yang cermat, disertai dengan keberanian mengambil resiko
  • Memiliki kemampuan mendelegasikan tugas, pekerjaan di kantor harus mampu didelegasikan dengan baik
  • Siap mengambil resiko dikeluarkan
  • Mempunyai Jiwa Leadership
Kiat memulai bisnis menurut Tung Desem Waringin :
  • Tulislah kegiatan (positip dan halal) yang kalau dikerjakan sangat menyenangkan dan tidak membuat Anda lelah
  • Pilihlah salah satu kegiatan tersebut yang paling mengasyikan
  • Pelajari peluang mana yang memungkinkan Anda mengerjakan (modal, potensi pasar, iklim persaingan)
  • Susun visi hidup Anda
  • Rumuskan misi Anda sebagai sesuatu yang mudah dipahami dan bisa terukur

So, jadi tunggu apalagi, jangan tunggu hari esok..pakailah 9 A nya Pak Purdi Chandra yaitu Action, Action, Action, Action, Action, Action, Action, Action dan Action.